Selasa, 09 Agustus 2011

Upacara Adat Reba di Kabupaten Ngada


PDF Cetak Email
Hatib Abdul Kadir
A. Selayang Pandang
Reba merupakan  upacara adat yang bertujuan untuk melakukan penghormatan dan ucapan rasa terima  kasih terhadap jasa para leluhur. Upacara ini juga digunakan untuk mengevaluasi  segala hal tentang kehidupan bermasyarakat pada tahun sebelumnya yang telah  dijalani oleh masyarakat Ngada. Melalui upacara ini, keluarga dan masyarakat  meminta petunjuk kepada tokoh agama dan tokoh adat untuk dapat menjalani hidup  lebih baik pada tahun yang baru. Upacara ini diadakan setiap tahun baru, tepatnya  di bulan Januari atau Februari.  
Tuan rumah untuk  upacara ini selalu bergiliran pada setiap tahunnya. Sehari sebelum perayaan  Reba dimulai, dilaksanakan upacara pembukaan Reba (su‘i uwi). Pada malam su‘i uwi dilakukan acara makan minum bersama (ka  maki Reba) sambil menunggu pagi. Pada pagi harinya, ketika upacara  berlangsung, para tamu disediakan makanan dan minuman yang sudah matang dan  siap dimakan (Ngeta kau bhagi ngia, mami  utu mogo. Kaa si papa vara, ini su papa pinu). Hidangan utama dalam pesta  ini adalah ubi. Bagi warga Ngada, ubi diagungkan sebagai sumber makanan yang  tak pernah habis disediakan oleh bumi. Karena itu, warga Ngada tidak akan  pernah mengalami rawan pangan ataupun busung lapar.
Selama upacara Reba  berlangsung diiringi oleh tarian para penari yang menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang pada  bagian ujungnya dihiasi dengan bulu kambing berwarna putih. (tuba). Sebagai pengiring tarian adalah alat  musik gesek berdawai tunggal yang terbuat dari tempurung kelapa atau juga dari  labu hutan. Sebagai wadah resonansinya alat musik ini ditutupi dengan kulit  kambing yang pada bagian tengahnya telah dilubangi. Sedangkan penggeseknya  terbuat dari sebilah bambu yang telah diikat dengan benang tenun yang telah  digosok dengan lilin.
B. Keistimewaan
Upacara adat Reba  biasa dilakukan tiga sampai empat hari. Sebelum pelaksanaan upacara tari-tarian  dan nyanyian (O Uwi) diadakan misa  inkulturasi di gereja yang dipimpin oleh seorang pater atau romo. Beberapa  rangkaian upacara juga diiringi dengan koor nyanyian gereja, dan menggunakan  bahasa lokal Ngada. Upacara ini memang memadukan unsur adat dengan agama.
Di luar gereja, suasana  upacara adat bertambah meriah, ketika para penonton dan penari disodori satu  dua gelas arak (tua ara). Ini  merupakan tradisi setiap orang Ngada yang hadir dalam upacara tersebut. Namun  demikian, Reba tidak sekadar pesta hura-hura, tapi wujud kegembiraan (gaja gora) masyarakat Ngada dengan tetap  menjaga nuansa rohani.
C. Lokasi
Upacara Reba dapat  disaksikan di masing-masing kecamatan yang terletak di Kabupaten Ngada, Pulau  Flores, Provinsi NTT. Masing-masing kecamatan itu adalah Aimere, Bajawa,  Mataloko, Jerebu‘u dan So‘a.
D. Akses Menuju Lokasi
Dari Kupang, ibukota Provinsi NTT, wisatawan  dapat naik pesawat menuju Ende, sebuah kota di  Pulau Flores. Setiba di sana, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Ngada  yang berjarak sekitar 61 kilometer dengan naik minibus.
E. Tiket Masuk
Setiap pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk.
F. Akomodasi dan Fasilitas
Di kota Ngada terdapat beberapa  hotel, mulai dari kelas melati hingga bintang dua. Di samping itu, terdapat beberapa  restoran yang menyediakan makanan khas Ngada, dan  beberapa biro wisata yang siap melayani wisatawan  ke obyek wisata lainnya di sekitar Ngada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar